Analisa Masalah
Pengertian metode ilmiah dalam pemecahan masalah telah dibahas pada bab 2. Dua bab selanjutnya akan membahas tentang pemikiran pemikiran yang lebih detail dari proses yang berpengaruh pada
(1) Penemuan dan pengenalan masalah
(2) Pembangunan dan uji hipotesis.
Rencana dan investigasi adalah sebuah proses ketika kita masih meraba raba masalah, secara sederhana proses itu berlangsung sbb :pada awalnya, mungkin anda akan mengikuti bukti bukti yang salah, mengikuti ide ide yang mungkin tidak berhasil, mengumpulkan data data yang tidak relevan, dan mencoba tehnik tehnik yang kemudian membuat anda gagal. Beberapa macam cara dalam penyelesaian masalah itu tidak sebegitu mudahnya dilaksanakan dalam satu proses ke proses berikutnya atau dilakukan secara urut. Selama investigasi, mungkin anda akan berputar kebelakang lagi, kembali lagi dan seterusnya dari satu cara penyelesaian masalah ke cara lain : pencarian, penilaian, perubahaan, dan penjelasan. Jika anda mengerjakan sebuah analisis masalah layaknya sebuah seniman yang bekerja secara terus menerus dan tetap dalam membuat keseluruhan karyanya dari pada membuatnya secara runtut, dari mata yang sempurna, kemudian hidung dan mulut. Penelitian adalah bagaimana kita menemukan sesuatu dan lebih kepada individualisme daripada rutinitas dan mekanis. Tidak ada satupun penelitian yang sama. Penelitian tidak boleh dilakukan secara sembarangan dan sembrono, tetapi, semua pekerjaan kreatif ini benar benar membutuhkan ilmu pengetahuan dan proses.Empat kesalahan yang sering dilakukan mahasiswa pasca sarjana ketika mereka mencari permasalahan untuk diteliti:
(1) Mereka memilih suatu permasalahan dengan tergesa gesa tanpa menganalisis semua cabang permasalahan yang mereka gunakan.
(2) Mereka lebih senang mengulur ngulur waktu berbulan bulan daripada membuatnya menjadi penelitian yang lebih sistematik dengan mencari literatur untuk mendapatkan beberapa kemungkinan permasalahan yang muncul.
(3) Mereka memilih proses penelitian (saya ingin melakukan penelitian perbandingan atau penelitian sejarah...) sebelum mereka menemukan masalah. Secara umum, rumus atau tatacara yang benar dalam penelitian adalah masalah harus sudah ada terlebih dahulu sebelum metode yang tepat untuk penyelesaian masalah tersebut dipilih.
(4) Mereka hanya menunjukkan deskripsi sederhana dari permasalahan yang mereka teliti daripada dimensi keilmuannya dan definisi yang jelas tentang istilah istilah yang digunakan dalam permasalahan penelitian tersebut.
PENGEMBANGAN PERMASALAHAN
Kebanyakan para peneliti baru mempunyai konsep penelitian yang tidak realistis dan terlalu tinggi. Beberapa tugas penting dalam penganalisisan sebuah masalah, pengelompokan masalah masalah, pengenalan istilah yang digunakan, pemilihan sampel dalam populasi untuk pengolahan data, dan penempatan atau pembangunan instrumen pengumpulan data yang valid dan reliabel tidak menggugah rasa keingin tahuan mereka. Mereka ingin melompat langusng ke jawaban dari permasalahan penelitian tersebut, hal ini dikarenakan mereka lebih tertarik pada pengalaman dalam kejadian kejadian selama penelitian dan kesenangan dalam pengelompokan informasi dan pengorganisasian instrumen dan alat alat penelitian. Mereka mendengarkan dengan sungguh sungguh pembimbing mereka yang bertanya: apakah anda telah paham permasalahan penelitian anda dengan jelas? Apakah anda tahu variabel apa saja yang akan berpengaruh dalam permasalahan penelitian anda tersebut? Apakah anda memiliki keterampilan keterampilan dasar yang mendukung anda dalam melaksanakan investigasi penelitian anda? Sudahkah anda membangun rencana kerja penelitian untuk menyelesaikan masalah ini? Tanpa memberikan pertanyaan pertanyaan tersebut dalam anggapan yang serius mungkin mereka akan melakukan spekualasi nekat akan penelitian yang mereka lakukan tanpa berpikir panjang, mengumpulkan catatan catatan yang telah ada sebelumnya atau membuat penelitian yang terlalu panjang dan bertele tele.
Penelitian yang kompeten tidak termasuk dalam bermain peran dengan perlengkapan ilmu pengetahuan dan tehnik yang digunakan untuk menghasilkan statistik tidak berguna yang tetap, sekeranjang sampah pengumpulan fakta, dan pengumpulan data yang terlalu tinggi tetapi tidak jelas didukung oleh fakta fakta yang sebenarnya. Penyelesaian masalah penelitian tidak dilakukan dengan cara bermain main dengan alat alat penelitian. Alat alat penelitian seharusnya digunakan sampai penelitian mencapai hasilnya: mereka dapat digunakan untuk kepentingan yang seharusnya untuk mencapai hasil: dan mereka tidak dapat digunakan dengan cerdas jika para peneliti tidak mengetahui dengan baik masalah apa yang akan dipecahkan oleh mereka. Analisis masalah – pemisahan variabel variabel yang dipengaruhi dan hubungannya- mungkin akan menghabiskan banyak waktu dan menciptakan beberapa aspek aspek tungal lain yang lebih sulit dalam penelitian sang peneliti. Perencanaan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan detail yang paling baik sangat dibutuhkan dalam sebuah penelitian: termasuk bagian dalam perencanaan- membuat beberapa observasi dan pengumpulan data- adalah sebuah proses mekanis besar yang membutuhkan ketahanan si peneliti dibandingkan secara kemampuan finansial si peneliti.
IDENTIFIKASI MASALAH
Sejak pengenalan ilmu pengetahuan dan dimensi sebuah permasalahan merupakan salah satu hal terpenting dalam sebuah penelitian, seorang peneliti harus belajar bagaimana cara mengenali dan menentukan suatu masalah. Bagaimana hal tersebut bisa dianggap sebagai permasalahan? Kondisi seperti apa yang bisa membuat permasalahan tersebut meningkat? John Dewey telah menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut dengan menyarankan bahwa sebuah permasalahan dapat meningkatkan beberapa kesulitan sekaligus (lihat pada halaman 12). Sesuatu yang belum terselesaikan atau mengganggu seseorang: ketidak puasan yang menggerogoti ketenangan pikiran seseorang sampai seseorang dapat dengan tepat menempatkan sumber permasalahan dan menemukan cara untuk menyelesaikannya.
Sebuah perasaan yang tidak jelas bahwa sesuatu itu salah atau bahwa beberapa teori tidak cukup untuk dinyatakan sebagai sebuah permasalahan, akan tetapi kecurigaan atau kesangsian mengindikasikan sebuah wilayah dimana permasalahan itu ada. Dengan mengenali keadaan bermasalah yang umum akan menjadi sebuah titik tolak guna melakukan investigasi, akan tetapi sebelum melangkah terlalu jauh, seseorang harus memisahkan, menajamkan, dan mengklarifikasi variabel yang terkait dan hubungan yang meningkatkan permasalahan tersebut.
ANALISA PERMASALAHANUntuk menganalisa sebuah permasalahan, seorang peneliti menggunakan beberapa langkah seperti berikut:
1. Mengakumulasi fakta yang mungkin berkaitan dengan permasalahan tersebut.
2. Menyelesaikannya dengan observasi apakah fakta tersebut relefan.
3. Menemukan hubungan yang ada antara fakta yang akan memunculkan kunci atas kesulitan tersebut.
4. Mengajukan beragam penjelasan (hipotesis) terhadap penyebab kesulitan tersebut.
5. Mengetahui dengan menggunakan observasi dan analisis apakah penjelasan tersebut relefan dengan permasalahan tersebut.
6. Menemukan hubungan antara penjelasan yang mungkin saja akan memberikan sebuah pandangan terhadap solusi permasalahan.
7. Menemukan hubungan antara fakta dan penjelasan.
8. Menanyakan asumsi-asumsi yang menggaris bawahi analisa permasalahan.
Pemeriksaan yang sungguh-sungguh mengeliminasi pemikiran yang tidak relefan dan dorongan ke pandangan akan fakta yang terkait dan penjelasan yang terdapat dalam kesulitan tersebut.
CONTOH ANALISA PERMASALAHAN
Dua permasalahan yang dijalankan oleh para peneliti yang berpengalaman dapat memberikan anda sebuah pemahaman yang lebih jelas akan aspek identifikasi permasalahan dan analisa permasalahan penelitian.
Definisi Dorongan
Menurut Aristotle, dorongan merupakan sesuatu yang membuat pergerakan; oleh karena itu, akan berlaku bahwa ketika dorongan itu berhenti untuk menggerakkan tubuh, maka tubuh itu akan berhenti bergerak juga. Definisi dari Aristotle memberikan sebuah penjelasan dorongan yang masuk akal yang tepat menjadi di benar dalam banyak contoh.
Bertolak belakang dengan penjelasan Aristotle, Galileo mengobservasi fenomena dengan mengadakan eksperimen menembakkan sebuah proyektil yang ternyata tidak sesuai dengan teori Aristotle. Dia mencari sumber permasalahan tersebut dan setelah menganalisa asumsi tradisional tentang apa yang menyebabkan gerakan dan akhirnya memutuskan bahwa kesulitan itu tidak terletak pada terbangnya proyektil akan tetapi terletak definisi dorongan Aristotle.
Setelah melakukan observasi, mengingat pengalaman sebelumnya, dan mencari hubungan yang mungkin saja terkait dengan kesulitan, Galileo memutuskan bahwa terdapat tiga faktor kejatuhan itu bergantung pada: (1) beratnya objek, (2) jarak tempuh, dan (3) waktu yang dibutuhkan untuk jatuh. Analisa lengkapnya tentang permasalahan tersebut memungkinkan dia untuk meletakkan dan mendeskripsikan faktor yang tepat yang harus diteliti sebelum definisi dorongan yang dapat diterima itu diformulasikan.
DESKRIPSI DAN PERNYATAAN PERMASALAHANDraf pertama dalam hal pernyataan permsalahan mungkin direvisi berulang kali selama analisa permasalahan. Selagi mencari dalam literatur, menjalankan sebuah kajian awal, atau memanfaatkan model untuk memperhalus pemikiran anda, anda mungkin saja mendapatkan pandangan ke dalam fenomena yang membuat anda tidak puas dengan pernyataan permasalahan anda dan memotivasi anda untuk meformulasikannya kembali.
Membatasi Cakupan Investigasi
Jika anda mendeskripsikan sebuah permasalahan dan menyempitkan cakupannya sebelum imajinasi anda telah mempunyai kesempatan yang banyak untuk memandangnya dari berbagai pandangan, anda mungkin terlalu banyak melihat pada pendekatan yang menjanjikan. Pada akhirnya anda harus memformulasikan satu atau lebih pertanyaan-pertanyaan penelitian yang dinyatakan dengan tepat atau hipotesis tentang permasalahan tertentu, akan tetapi anda dapat memulai sebuah investigasi dengan sebuah pernyataan pemahaman yang agak kabur. Setelah membuat eksplorasi permulaan tentang fakta dan teori yang berhubungan dengan wilayah permasalahan tersebut, anda dapat membatasi investigasi terhadap hubungan kedua variabel tersebut.
Untuk memotong sebuah investigasi agar menjadi ukuran yang dapat dikelola, anda harus membatasi perhatian anda terhadap variabel yang lebih sedikit atau sebuah wilayah geografis, sampel subjek, atau segmen waktu yang lebih kecil. Anda dapat memecah permasalahan asli yang anda miliki ke dalam beberapa sub-pertanyaan.
Menentukan Sifat Asli PermasalahanSebuah permasalahan dalam penelitian diekspresikan dalam bentuk sebuah pertanyaan atau sebuah pernyataan yang fokus terhadap faktor tepat yang harus diobservasi. Dengan pengecualian pada beberapa kajian deskriptif dan historis, pertanyaan tersebut mengidentifikasi hubungan yang oleh para peneliti anggap itu ada antara dua variabel atau lebih. Variabel itu sendiri, didefinisikan bahwa variabel dapat diukur; ini dapat mempersempit cakupan investigasi dan memperjelas apa yang harus dibuat. Kadangkala, untuk menguji apakah hubungan yang diprediksikan itu ada, peneliti dapat mengubah pernyataan permasalahan tersebut ke dalam proposisi hipotetis. Meskipun, beberapa permasalahan seperti suvei yang mendeskripsikan praktik dan kondisi tanpa memperhatikan kondisi mereka, tidak menyebutkan hipotesis. Untuk beberapa kajian termasuk survei di dalamnya yang hubungan antara variabel-nya merupakan sebuah pemikiran, hipotesis digunakan untuk memunculkan penyelidikan yang meskipun hal tersebut tidak selamanya dinyatakan dengan formal.
Mendefinisikan Istilah
Sebelum memulai investigasi dan menuliskan laporan, seorang peneliti mendefinisikan dengan hati-hati makna istilah yang digunakan dalam pernyataan permasalahan dan dala hipotesisnya. Tujuannya adalah untuk dapat menulis dengan jelas; dimana definisi yang tepat akan memunculkan inti makna yang sama untuk semua orang yang kompeten dalam suatu bidang tertentu. Berikut beberapa cara untuk mendefinisikan istilah:
1. Definisi menggunakan contoh.Cara yang paling cepat untuk menutup celah antara simbol kata dengan pengalaman sensori adalah dengan menunjukkannya atau dengan memberikan contoh atau gambarnya. Akan tetapi peneliti tidak dapat mendefinisikan konsep-konsep abstrak dengan menunjuk pada bendanya. Akan tetapi jenis definisi denotatif ini tidak mengidentifikasi ciri apa yang terkait dengan konsep yang sedang didefinisikan atau mengindikasikan batasan-batasan makna konsep.
2. Definisi dengan Penggolongan dan PembedaanMengidentifikasi batasan-batasan dan menyatakan “esensi sesuatu” dapat dilakukan dengan mengindikasikan golongannya, semakin luas kelas benda itu yang mana referensi itu dilibatkan, dan kemudian dengan cara mengindikasikan bagaimana hal itu berbeda dari sub-kelas lainnya pada golongan yang sama. Untuk mendefinisikan “professor penuh”, peneliti harus berpindah terlebih dahulu ke kelas yang lebih luas “guru” dan kemudian menyatakan pembedaan penting untuk mengeliminasi semua guru yang bukan merupakan professor penuh. Definisi ini sangat bermanfaat khususnya dalam wilayah dimana fenomena yang telah disusun secara structural dan sejumlah istilah kelas yang lebih luas telah dikembangkan yang maknanya tidak dalam perdebatan yang serius.
3. Definisi dengan SyaratLangkah awal yang dapat dilakukan dalam mendefinisikan istilah dalam sebuah kajian adalah untuk mengetahui bagaimana istilah (konsep, gagasan, ciri, variabel) difenisikan dalam kajian penelitian yang sama atau dalam kamus yang telah disusun dalam bidang pedagogik khusus, statistik, dan psikologi. Namun peneliti tidak dapat menggunakannya sembarangan, peneliti harus bertanggung jawab untuk menetapkan dengan tepat bagaimana sebuah konsep dapat diterapkan dalam sebuah kajian tertentu.
Mendefinisikan sebuah konsep abstrak yang tidak dapat secara langsung diobservasi namun hanya diduga dari sikap bukanlah suatu tugas yang mudah. Selain itu, penggunaan kata-kata yang umum dalam sebuah kajian penelitian dapat menyebabkan banyak kebingungan dalam konsep abstrak. Semakin sederhana istilah tersebut, semakin banyak makna yang dapat diperolah; konsekuensinya istilah yang lebih luas perlu untuk difenisikan.
4. Definisi dengan Analisa Konstitusi dan Operasional
Karena penelitian terdiri dari pengaruh yang dinamis antara teori di satu sisi dan fakta yang dapat diobservasi di sisi yang lain, maka peneliti dapat membuat sebuah perbedaan antara definisi istilah konstitusi dan operasional.
Definisi konstitusi yang ditempatkan di awal laporan penelitian, mendefinisikan gagasan dalam hal bagaimana gagasan tersebut dihubungkan dengan gagasan yang lain dalam sebuah set atau dengan mendeskripsikan ciri utamanya. Sedangkan definisi operasional, yang biasa diletakkan di akhir laporan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian, menghubungkan gagasan teoritis indikasi yang dapat diobservasi. Definisi ini menganggap makna berasal dari gagasan dengan cara menetapkan tindakan yang dibutuhkan untuk mendapat tujuan tertentu: (1) definisi operasional yang terukur menetapkan tindakan yang diperlukan untuk mengukur contoh gagasan tersebut; ini merupakan sebuah persesuaian yang menetapkan bagaimana untuk menentukan angka-angka untuk entitas guna mengindikasikan posisi mereka pada indikasi gagasan tersebut, dan (2) definisi operasional eksperimental menetapkan tindakan yang diperlukan untuk memanipulasi gagasan dalam sebuah eksperimen guna terlibat atau pun menghindari kemunculannya; ini menentukan cara bagaimana variabel harus dimanipulasi dalam sebuah eksperimen, seperti bagaimana penguatan itu harus dicapai.
Kapanpun dapat diterapkan, peneliti menggunakan definisi yang telah muncul dalam kajian sebelumnya, untuk prosedur ini menjadikan penelitian dapat dibandingkan. Akan tetapi dalam banyak kajian, peneliti harus membangun beberapa definisi, dan banyak permasalahan yang muncul dalam menentukan prosedur yang digunakan dalam mengukur sebuah konsep yang kompleks, membuat semua indikasi berkaitan dengan ciri-ciri dalam definisi konstitusi, dan memberikan informasi atau penilai dengan tepat apa yang dimaksud dengan semua indikasi.
Tujuan dari definisi operasional adalah untuk mendapatkan kombinasi terbaik yang mungkin dari semua indikasi untuk menggambarkan sebuah gagasan untuk penelitian yang diberikan, meskipun peneliti perlu untuk mengingat bahwa tidak ada definisi operasional menyediakan beberapa makna dan indikasi dari sebuah gagasan yang kompleks.
Menilai Asumsi
Seorang peneliti perlu untuk menilai asumsi-asumsi yang ada untuk memastikan bahwa asumsi tersebut adalah masuk akal. Contohnya manakala peneliti bekerja dengan subjek yang normal, peneliti akan berasumsi bahwa semua subjek akan berperilaku dengan cara yang rasional, tidak ada tekanan yang tidak biasa yang akan mengubah pola perilaku mereka yang biasa, bahwa perilaku yang mana subjek tertarik padanya pada dasarnya dapat dilakukan observasi, dan waktu yang dipilih untuk melakukan observasi itu cukup dan relefan untuk masalah dengan pemikiran tersebut. Sebelum mengumpulkan setiap data, peneliti harus menunjukkan sebuah bukti yang dapat mendukung asumsinya dan harus mengenali implikasi dari setiap asumsi yang dipertanyakan akan mempunyai daya penerimaan dan kegunaan dalam penelitian.
BANTUAN DALAM MENEMPATKAN DAN MENGANALISA PERMASALAHAN
Dekatkan Diri Anda dengan PerpustakaanBenih permsalahan yang menjanjikan terletak dalam banyak buku dam majalah professional menunggu dijamah oleh anda. Anda harus membentuk kebiasaan untuk meluangkan satu rentang waktu untuk membaca topik-topik yang menarik buat anda dalam hal ensiklopedia penelitian pendidikan, buku-buku penuntun, dan jurnal review dan abstraksi serta terbitan lainnya yang sesuai dengan bidangnya.
Sebuah kajian penuh tentang kepustakaan penelitian dalam wilayah yang anda minati akan memperkenalkan anda dengan teori induk atau sudut pandang, wilayah kesepakatan dan ketidaksepakatan, jenis permasalahan dan bagaimana itu berhubungan dengan yang lainnya, dan hasil temuan dalam kajian serta apakah itu konsisten, kontradiksi, atau tidak dapat diambil kesimpulan. Anda juga dapat konsep-konsep, definisi operasional, metode penelitian, desain, implementasi pengumpulan data yang telah diterapkan dalam wilayah kajian dan dengan permasalahan tertentu yang telah ditemukan menggunakannya. Dan hasil kajian yang kontradiksi yang ada dalam laporan ilmiah akan memberikan anda pertanda akan adanya sebuah permasalahan.
Buka Diri Anda terhadap Stimulus Professional
Menempatkan diri anda dalam lingkungan penelitian yang dinamis meningkatkan kesempatan anda untuk menemukan dan memecahkan masalah. Pergaulan yang diberi ruh intelektual dimana pemikiran-pemikiran itu dicurahkan, dijelaskan, dan dianalisa, serta ditantang merupakan sebuah sumber inspiras yang sangat kaya. Bergaul dengan penelitian akan menghasilkan banyak ide, bagi para peneliti biasanya akan menambah permasalahan lain yang harus dipecahkan.
Beri Penilaian semua Pengalaman Harian
Setiap hari anda menemukan kesulitan/masalah dengan siswa, perlengkapan, tes, buku ajar, bimbingan, disiplin, orang tua, kurikulum, pengawasan, atau administrasi. Sehingga anda akan mengalami ketidakpuasan dengan kondisi tersebut anda akan menyadari hal-hal atau hubungan pada yang mana anda mendapati penjelasan yang tidak memuaskan. Dengan adanya perasaan kesulitan ini dan mengembangkan seluruhnya; temukan juga apakah semua itu telah atau dapat terpecahkan.
Buat Catatan
Membuat catatan sistematis sebelum dan sesudah penelitian akan menstimulus pemikiran kritis dan mendorong ke arah penemuan baru. Kilatan pandangan atau ide yang mendefinisikan permasalahan atau yang menyusun fakta yang berkaitan dengan sebuah permasalahan ke dalam sebuah kaitan logika dari bukti-bukti mungkin saja akan datang kapanpun. Ketika setitik pemikiran meletup pertama kali di kepala anda, catatlah sesegera mungkin dan indikasikan implikasi apa yang dimilikinya untuk penelitian anda.
Adopsikan Pandangan KritisPengetahuan dikembangkan oleh pikiran-pikiran yang kreatif yang dipenuhi dengan rasa ingin tahu. Seorang peneliti tidak dapat menghasilkan ketenangan akan kesamaan. Anda harus mengalami kesulitan dan menikmati tantangan yang ada dalam teori dan praktiknya. Ketika membaca, bercakap-cakap, mengajar, mengamati, dan menghadiri kelas, seminar, dan pertemuan professional, anda harus mengadaptasi sebuah perilaku kritis terhadap informasi, generalisasi, asumsi dan prosedur yang anda temui. Tanyakan semua itu, tantang validitasnya, cari penyimpangannya dan kontradiksinya, pertahankan sikap skeptis yang sehat.
EVALUASI SEBUAH PERMASALAHANManakala anda telah sadar akan situasi yang bermasalah, mulailah untuk mengevaluasi apakah menelitinya akan mungkin untuk dilakukan dan bermanfaat. Kapanpun anda menemukan bukti yang mengindikasikan usaha tindak lanjut yang lebih luas akan terlupakan, baik menghilangkan permasalahan tersebut ataupun mengubah kembali menjadi bentuk yang lebih berterima. Meskipun bentuk apapun permasalahan tersebut, baik faktor personal maupun sosial perlu untuk mendapatkan pertimbangan yang tepat.
Pertimbangan Personal
Untuk mencegah terjadinya kesalahan, peneliti perlu untuk menanyakan hal-hal berikut ini:
1. Apakah permsalahan itu sesuai dengan harapan tujuan dan harapan lainnya?
2. Apakah saya benar-benar tertarik dengan permasalahan ini dan bebas dari kebiasan yang kuat?
3. Apakah saya mempunyai atau dapatkan saya mendapatkan keahlian, kemampuan, dan latar belakang pendidikan yang dibutuhkan untuk mengkaji permasalahan tersebut?
4. Apakah saya punya akses terhadap alat, perlengkapan, laboratorium, dan subjek yang dibutuhkan untuk menjalankan penelitian itu?
5. Apakah saya mempunyai waktu, uang, kesehatan, dan kebebasan dari tanggung jawab yang lain yang diperlukan untuk melengkapinya?
6. Dapatkah saya memperoleh data yang cukup?
7. Apakah permasalahan tersebut memenuhi lingkup, manfaat, dan persyaratan topik dari institusi atau majalah kemana saya harus mengumpukkan laporannya itu?
8. Dapatkah saya memperoleh dukungan administrasi, bimbingan, dan kerjasama untuk melakukan penelitian tersebut?
Pertimbangan Sosial
Dalam mengevaluasi suatu permasalahan, perlu diperhatikan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Akankah solusi dari permasalahan itu mengembangkan pengetahuan di lapangan yang dapat diapresiasi tanpa melanggar hak asasi orang yang terlibat dalam penelitian tersebut?
2. Akankah hasil temuannya mempunyai nilai praktikal dan teoritikal bagi para pendidik, orang tua, pekerja sosial, atau lainnya?
3. Apa yang akan menjadi perluasan penerapan hasil temuan ini dalam kaitan rentang individual, lama penerapannya, dan wilayah yang dijangkau?
4. Akankah penelitian ini meniru karya yang telah atau sedang dilakukan oleh orang lain?
5. Jika topik ini telah dibahas, apakah perlu untuk menambah batasan yang ada sekarang?
6. Apakah topiknya perlu dibatasi untuk memungkinkan sebuah trearmen yang lengkap karena telah cukup untuk menjamin penelitian ini?
7. Akankah kesimpulan penelitian ini akan menjadi nilai yang disangsikan karena alat dan teknik yang tersedia untuk melakukan penyelidikan tidak disaring dengan baik dan tidak pula dapat dipertanggungjawabkan?
8. Akankah penelitian ini mendorong untuk perkembangan penelitian lainnya?
Kesepakatan dalam Kaitannya Dengan Permasalahan
Berikut ini merupakan hal-hal yang diharuskan ada dalam sebuah format masalah dalam proposal:
1. Permasalahan dan/atau hipotesis dan konsekuensi yang disimpulkannya: hubungan yang diharapkan antara dan antar variabel.
2. Kajian kepustakaan yang mana anda benarkan akan kekuatan hipotesis dengan menampilkan dukungan empiris dari hasil temuan kajian lain dan dukungan logis dalam argumen yang berdasar pada teori atau konsep dalam bidangnya.
3. Asumsi atas hipotesis itu harus berdasar.
4. Definisi istilah: memberikan definisi operasional untuk variabel dan juga mendefinisikan istilah lainnya yang umumnya telah mendapatkan makna.
5. Prosedur sampel: menjelaskan dari mana dan bagaimana daftar semua unit dalam populasi itu dicapai, mendeskipsikan ukuran dan ciri utama populasi tersebut, dan mendeskripsikan metode yang digunakan dalam menggambarkan sampel tersebut.
6. Instrumen: mendeskripsikan alat yang akan digunakan atau disusun untuk mendapatkan data, mempertahankan kesesuaianny, menggambarkan bahwa asumsi yang menggarisbawahi penggunaan tepatnya akan terpebuhi, dan memberikan data yang dapat dipertanggungjawabkan dan valid untuk setiap instrumen.
7. Prosedur Penelitian
a. Desain penelitian: memberikan informasi tentang jumlah kelompok yang diujikan; kapan, dimana, dan dengan kondisi apa; berapa kali; bagaimana subjek, pengamat, penyelenggara tes, treatmen eksperimental, perlengkapan dll itu ditempatkan dalam kelompok; jenis dan tingkatan treatmen eksperimental; jumlah variabel yang harus dimanipulasi secara simultan; dan kontrol apa yang harus digunakan untuk meyakinkan mendapatkan data yang dapat dipertanggungjawabkan dan valid serta untuk melindungi hak asasi subjeknya.
b. Tabulasi data: bagaimana data itu diklasifikasikan, dimanipulasi dan disimpulkan.
8. Prosedur statistik yang akan digunakan untuk menganalisa data: alasan-alasan mengapa memilihnya; tingkat kepentingan yang akan digunakan untuk menghindari hipotesis yang tidak ada hasilnya; bukti yang menunjukkan bahwa asumsi yang menggarisbawahi penggunaan setiap prosedur statistik yang digunakan akan terpenuhi, seperti sampel, tingkat skala pengukuran, jumlah dan jenis (berlanjut atau berlainan) variabel dependen dan variabel independen.
9. Manfaat: mengindikasikan bagaimana kajian itu akan memberikan kontribusi untuk pengetahuan.
(1) Penemuan dan pengenalan masalah
(2) Pembangunan dan uji hipotesis.
Rencana dan investigasi adalah sebuah proses ketika kita masih meraba raba masalah, secara sederhana proses itu berlangsung sbb :pada awalnya, mungkin anda akan mengikuti bukti bukti yang salah, mengikuti ide ide yang mungkin tidak berhasil, mengumpulkan data data yang tidak relevan, dan mencoba tehnik tehnik yang kemudian membuat anda gagal. Beberapa macam cara dalam penyelesaian masalah itu tidak sebegitu mudahnya dilaksanakan dalam satu proses ke proses berikutnya atau dilakukan secara urut. Selama investigasi, mungkin anda akan berputar kebelakang lagi, kembali lagi dan seterusnya dari satu cara penyelesaian masalah ke cara lain : pencarian, penilaian, perubahaan, dan penjelasan. Jika anda mengerjakan sebuah analisis masalah layaknya sebuah seniman yang bekerja secara terus menerus dan tetap dalam membuat keseluruhan karyanya dari pada membuatnya secara runtut, dari mata yang sempurna, kemudian hidung dan mulut. Penelitian adalah bagaimana kita menemukan sesuatu dan lebih kepada individualisme daripada rutinitas dan mekanis. Tidak ada satupun penelitian yang sama. Penelitian tidak boleh dilakukan secara sembarangan dan sembrono, tetapi, semua pekerjaan kreatif ini benar benar membutuhkan ilmu pengetahuan dan proses.Empat kesalahan yang sering dilakukan mahasiswa pasca sarjana ketika mereka mencari permasalahan untuk diteliti:
(1) Mereka memilih suatu permasalahan dengan tergesa gesa tanpa menganalisis semua cabang permasalahan yang mereka gunakan.
(2) Mereka lebih senang mengulur ngulur waktu berbulan bulan daripada membuatnya menjadi penelitian yang lebih sistematik dengan mencari literatur untuk mendapatkan beberapa kemungkinan permasalahan yang muncul.
(3) Mereka memilih proses penelitian (saya ingin melakukan penelitian perbandingan atau penelitian sejarah...) sebelum mereka menemukan masalah. Secara umum, rumus atau tatacara yang benar dalam penelitian adalah masalah harus sudah ada terlebih dahulu sebelum metode yang tepat untuk penyelesaian masalah tersebut dipilih.
(4) Mereka hanya menunjukkan deskripsi sederhana dari permasalahan yang mereka teliti daripada dimensi keilmuannya dan definisi yang jelas tentang istilah istilah yang digunakan dalam permasalahan penelitian tersebut.
PENGEMBANGAN PERMASALAHAN
Kebanyakan para peneliti baru mempunyai konsep penelitian yang tidak realistis dan terlalu tinggi. Beberapa tugas penting dalam penganalisisan sebuah masalah, pengelompokan masalah masalah, pengenalan istilah yang digunakan, pemilihan sampel dalam populasi untuk pengolahan data, dan penempatan atau pembangunan instrumen pengumpulan data yang valid dan reliabel tidak menggugah rasa keingin tahuan mereka. Mereka ingin melompat langusng ke jawaban dari permasalahan penelitian tersebut, hal ini dikarenakan mereka lebih tertarik pada pengalaman dalam kejadian kejadian selama penelitian dan kesenangan dalam pengelompokan informasi dan pengorganisasian instrumen dan alat alat penelitian. Mereka mendengarkan dengan sungguh sungguh pembimbing mereka yang bertanya: apakah anda telah paham permasalahan penelitian anda dengan jelas? Apakah anda tahu variabel apa saja yang akan berpengaruh dalam permasalahan penelitian anda tersebut? Apakah anda memiliki keterampilan keterampilan dasar yang mendukung anda dalam melaksanakan investigasi penelitian anda? Sudahkah anda membangun rencana kerja penelitian untuk menyelesaikan masalah ini? Tanpa memberikan pertanyaan pertanyaan tersebut dalam anggapan yang serius mungkin mereka akan melakukan spekualasi nekat akan penelitian yang mereka lakukan tanpa berpikir panjang, mengumpulkan catatan catatan yang telah ada sebelumnya atau membuat penelitian yang terlalu panjang dan bertele tele.
Penelitian yang kompeten tidak termasuk dalam bermain peran dengan perlengkapan ilmu pengetahuan dan tehnik yang digunakan untuk menghasilkan statistik tidak berguna yang tetap, sekeranjang sampah pengumpulan fakta, dan pengumpulan data yang terlalu tinggi tetapi tidak jelas didukung oleh fakta fakta yang sebenarnya. Penyelesaian masalah penelitian tidak dilakukan dengan cara bermain main dengan alat alat penelitian. Alat alat penelitian seharusnya digunakan sampai penelitian mencapai hasilnya: mereka dapat digunakan untuk kepentingan yang seharusnya untuk mencapai hasil: dan mereka tidak dapat digunakan dengan cerdas jika para peneliti tidak mengetahui dengan baik masalah apa yang akan dipecahkan oleh mereka. Analisis masalah – pemisahan variabel variabel yang dipengaruhi dan hubungannya- mungkin akan menghabiskan banyak waktu dan menciptakan beberapa aspek aspek tungal lain yang lebih sulit dalam penelitian sang peneliti. Perencanaan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan detail yang paling baik sangat dibutuhkan dalam sebuah penelitian: termasuk bagian dalam perencanaan- membuat beberapa observasi dan pengumpulan data- adalah sebuah proses mekanis besar yang membutuhkan ketahanan si peneliti dibandingkan secara kemampuan finansial si peneliti.
IDENTIFIKASI MASALAH
Sejak pengenalan ilmu pengetahuan dan dimensi sebuah permasalahan merupakan salah satu hal terpenting dalam sebuah penelitian, seorang peneliti harus belajar bagaimana cara mengenali dan menentukan suatu masalah. Bagaimana hal tersebut bisa dianggap sebagai permasalahan? Kondisi seperti apa yang bisa membuat permasalahan tersebut meningkat? John Dewey telah menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut dengan menyarankan bahwa sebuah permasalahan dapat meningkatkan beberapa kesulitan sekaligus (lihat pada halaman 12). Sesuatu yang belum terselesaikan atau mengganggu seseorang: ketidak puasan yang menggerogoti ketenangan pikiran seseorang sampai seseorang dapat dengan tepat menempatkan sumber permasalahan dan menemukan cara untuk menyelesaikannya.
Sebuah perasaan yang tidak jelas bahwa sesuatu itu salah atau bahwa beberapa teori tidak cukup untuk dinyatakan sebagai sebuah permasalahan, akan tetapi kecurigaan atau kesangsian mengindikasikan sebuah wilayah dimana permasalahan itu ada. Dengan mengenali keadaan bermasalah yang umum akan menjadi sebuah titik tolak guna melakukan investigasi, akan tetapi sebelum melangkah terlalu jauh, seseorang harus memisahkan, menajamkan, dan mengklarifikasi variabel yang terkait dan hubungan yang meningkatkan permasalahan tersebut.
ANALISA PERMASALAHANUntuk menganalisa sebuah permasalahan, seorang peneliti menggunakan beberapa langkah seperti berikut:
1. Mengakumulasi fakta yang mungkin berkaitan dengan permasalahan tersebut.
2. Menyelesaikannya dengan observasi apakah fakta tersebut relefan.
3. Menemukan hubungan yang ada antara fakta yang akan memunculkan kunci atas kesulitan tersebut.
4. Mengajukan beragam penjelasan (hipotesis) terhadap penyebab kesulitan tersebut.
5. Mengetahui dengan menggunakan observasi dan analisis apakah penjelasan tersebut relefan dengan permasalahan tersebut.
6. Menemukan hubungan antara penjelasan yang mungkin saja akan memberikan sebuah pandangan terhadap solusi permasalahan.
7. Menemukan hubungan antara fakta dan penjelasan.
8. Menanyakan asumsi-asumsi yang menggaris bawahi analisa permasalahan.
Pemeriksaan yang sungguh-sungguh mengeliminasi pemikiran yang tidak relefan dan dorongan ke pandangan akan fakta yang terkait dan penjelasan yang terdapat dalam kesulitan tersebut.
CONTOH ANALISA PERMASALAHAN
Dua permasalahan yang dijalankan oleh para peneliti yang berpengalaman dapat memberikan anda sebuah pemahaman yang lebih jelas akan aspek identifikasi permasalahan dan analisa permasalahan penelitian.
Definisi Dorongan
Menurut Aristotle, dorongan merupakan sesuatu yang membuat pergerakan; oleh karena itu, akan berlaku bahwa ketika dorongan itu berhenti untuk menggerakkan tubuh, maka tubuh itu akan berhenti bergerak juga. Definisi dari Aristotle memberikan sebuah penjelasan dorongan yang masuk akal yang tepat menjadi di benar dalam banyak contoh.
Bertolak belakang dengan penjelasan Aristotle, Galileo mengobservasi fenomena dengan mengadakan eksperimen menembakkan sebuah proyektil yang ternyata tidak sesuai dengan teori Aristotle. Dia mencari sumber permasalahan tersebut dan setelah menganalisa asumsi tradisional tentang apa yang menyebabkan gerakan dan akhirnya memutuskan bahwa kesulitan itu tidak terletak pada terbangnya proyektil akan tetapi terletak definisi dorongan Aristotle.
Setelah melakukan observasi, mengingat pengalaman sebelumnya, dan mencari hubungan yang mungkin saja terkait dengan kesulitan, Galileo memutuskan bahwa terdapat tiga faktor kejatuhan itu bergantung pada: (1) beratnya objek, (2) jarak tempuh, dan (3) waktu yang dibutuhkan untuk jatuh. Analisa lengkapnya tentang permasalahan tersebut memungkinkan dia untuk meletakkan dan mendeskripsikan faktor yang tepat yang harus diteliti sebelum definisi dorongan yang dapat diterima itu diformulasikan.
DESKRIPSI DAN PERNYATAAN PERMASALAHANDraf pertama dalam hal pernyataan permsalahan mungkin direvisi berulang kali selama analisa permasalahan. Selagi mencari dalam literatur, menjalankan sebuah kajian awal, atau memanfaatkan model untuk memperhalus pemikiran anda, anda mungkin saja mendapatkan pandangan ke dalam fenomena yang membuat anda tidak puas dengan pernyataan permasalahan anda dan memotivasi anda untuk meformulasikannya kembali.
Membatasi Cakupan Investigasi
Jika anda mendeskripsikan sebuah permasalahan dan menyempitkan cakupannya sebelum imajinasi anda telah mempunyai kesempatan yang banyak untuk memandangnya dari berbagai pandangan, anda mungkin terlalu banyak melihat pada pendekatan yang menjanjikan. Pada akhirnya anda harus memformulasikan satu atau lebih pertanyaan-pertanyaan penelitian yang dinyatakan dengan tepat atau hipotesis tentang permasalahan tertentu, akan tetapi anda dapat memulai sebuah investigasi dengan sebuah pernyataan pemahaman yang agak kabur. Setelah membuat eksplorasi permulaan tentang fakta dan teori yang berhubungan dengan wilayah permasalahan tersebut, anda dapat membatasi investigasi terhadap hubungan kedua variabel tersebut.
Untuk memotong sebuah investigasi agar menjadi ukuran yang dapat dikelola, anda harus membatasi perhatian anda terhadap variabel yang lebih sedikit atau sebuah wilayah geografis, sampel subjek, atau segmen waktu yang lebih kecil. Anda dapat memecah permasalahan asli yang anda miliki ke dalam beberapa sub-pertanyaan.
Menentukan Sifat Asli PermasalahanSebuah permasalahan dalam penelitian diekspresikan dalam bentuk sebuah pertanyaan atau sebuah pernyataan yang fokus terhadap faktor tepat yang harus diobservasi. Dengan pengecualian pada beberapa kajian deskriptif dan historis, pertanyaan tersebut mengidentifikasi hubungan yang oleh para peneliti anggap itu ada antara dua variabel atau lebih. Variabel itu sendiri, didefinisikan bahwa variabel dapat diukur; ini dapat mempersempit cakupan investigasi dan memperjelas apa yang harus dibuat. Kadangkala, untuk menguji apakah hubungan yang diprediksikan itu ada, peneliti dapat mengubah pernyataan permasalahan tersebut ke dalam proposisi hipotetis. Meskipun, beberapa permasalahan seperti suvei yang mendeskripsikan praktik dan kondisi tanpa memperhatikan kondisi mereka, tidak menyebutkan hipotesis. Untuk beberapa kajian termasuk survei di dalamnya yang hubungan antara variabel-nya merupakan sebuah pemikiran, hipotesis digunakan untuk memunculkan penyelidikan yang meskipun hal tersebut tidak selamanya dinyatakan dengan formal.
Mendefinisikan Istilah
Sebelum memulai investigasi dan menuliskan laporan, seorang peneliti mendefinisikan dengan hati-hati makna istilah yang digunakan dalam pernyataan permasalahan dan dala hipotesisnya. Tujuannya adalah untuk dapat menulis dengan jelas; dimana definisi yang tepat akan memunculkan inti makna yang sama untuk semua orang yang kompeten dalam suatu bidang tertentu. Berikut beberapa cara untuk mendefinisikan istilah:
1. Definisi menggunakan contoh.Cara yang paling cepat untuk menutup celah antara simbol kata dengan pengalaman sensori adalah dengan menunjukkannya atau dengan memberikan contoh atau gambarnya. Akan tetapi peneliti tidak dapat mendefinisikan konsep-konsep abstrak dengan menunjuk pada bendanya. Akan tetapi jenis definisi denotatif ini tidak mengidentifikasi ciri apa yang terkait dengan konsep yang sedang didefinisikan atau mengindikasikan batasan-batasan makna konsep.
2. Definisi dengan Penggolongan dan PembedaanMengidentifikasi batasan-batasan dan menyatakan “esensi sesuatu” dapat dilakukan dengan mengindikasikan golongannya, semakin luas kelas benda itu yang mana referensi itu dilibatkan, dan kemudian dengan cara mengindikasikan bagaimana hal itu berbeda dari sub-kelas lainnya pada golongan yang sama. Untuk mendefinisikan “professor penuh”, peneliti harus berpindah terlebih dahulu ke kelas yang lebih luas “guru” dan kemudian menyatakan pembedaan penting untuk mengeliminasi semua guru yang bukan merupakan professor penuh. Definisi ini sangat bermanfaat khususnya dalam wilayah dimana fenomena yang telah disusun secara structural dan sejumlah istilah kelas yang lebih luas telah dikembangkan yang maknanya tidak dalam perdebatan yang serius.
3. Definisi dengan SyaratLangkah awal yang dapat dilakukan dalam mendefinisikan istilah dalam sebuah kajian adalah untuk mengetahui bagaimana istilah (konsep, gagasan, ciri, variabel) difenisikan dalam kajian penelitian yang sama atau dalam kamus yang telah disusun dalam bidang pedagogik khusus, statistik, dan psikologi. Namun peneliti tidak dapat menggunakannya sembarangan, peneliti harus bertanggung jawab untuk menetapkan dengan tepat bagaimana sebuah konsep dapat diterapkan dalam sebuah kajian tertentu.
Mendefinisikan sebuah konsep abstrak yang tidak dapat secara langsung diobservasi namun hanya diduga dari sikap bukanlah suatu tugas yang mudah. Selain itu, penggunaan kata-kata yang umum dalam sebuah kajian penelitian dapat menyebabkan banyak kebingungan dalam konsep abstrak. Semakin sederhana istilah tersebut, semakin banyak makna yang dapat diperolah; konsekuensinya istilah yang lebih luas perlu untuk difenisikan.
4. Definisi dengan Analisa Konstitusi dan Operasional
Karena penelitian terdiri dari pengaruh yang dinamis antara teori di satu sisi dan fakta yang dapat diobservasi di sisi yang lain, maka peneliti dapat membuat sebuah perbedaan antara definisi istilah konstitusi dan operasional.
Definisi konstitusi yang ditempatkan di awal laporan penelitian, mendefinisikan gagasan dalam hal bagaimana gagasan tersebut dihubungkan dengan gagasan yang lain dalam sebuah set atau dengan mendeskripsikan ciri utamanya. Sedangkan definisi operasional, yang biasa diletakkan di akhir laporan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian, menghubungkan gagasan teoritis indikasi yang dapat diobservasi. Definisi ini menganggap makna berasal dari gagasan dengan cara menetapkan tindakan yang dibutuhkan untuk mendapat tujuan tertentu: (1) definisi operasional yang terukur menetapkan tindakan yang diperlukan untuk mengukur contoh gagasan tersebut; ini merupakan sebuah persesuaian yang menetapkan bagaimana untuk menentukan angka-angka untuk entitas guna mengindikasikan posisi mereka pada indikasi gagasan tersebut, dan (2) definisi operasional eksperimental menetapkan tindakan yang diperlukan untuk memanipulasi gagasan dalam sebuah eksperimen guna terlibat atau pun menghindari kemunculannya; ini menentukan cara bagaimana variabel harus dimanipulasi dalam sebuah eksperimen, seperti bagaimana penguatan itu harus dicapai.
Kapanpun dapat diterapkan, peneliti menggunakan definisi yang telah muncul dalam kajian sebelumnya, untuk prosedur ini menjadikan penelitian dapat dibandingkan. Akan tetapi dalam banyak kajian, peneliti harus membangun beberapa definisi, dan banyak permasalahan yang muncul dalam menentukan prosedur yang digunakan dalam mengukur sebuah konsep yang kompleks, membuat semua indikasi berkaitan dengan ciri-ciri dalam definisi konstitusi, dan memberikan informasi atau penilai dengan tepat apa yang dimaksud dengan semua indikasi.
Tujuan dari definisi operasional adalah untuk mendapatkan kombinasi terbaik yang mungkin dari semua indikasi untuk menggambarkan sebuah gagasan untuk penelitian yang diberikan, meskipun peneliti perlu untuk mengingat bahwa tidak ada definisi operasional menyediakan beberapa makna dan indikasi dari sebuah gagasan yang kompleks.
Menilai Asumsi
Seorang peneliti perlu untuk menilai asumsi-asumsi yang ada untuk memastikan bahwa asumsi tersebut adalah masuk akal. Contohnya manakala peneliti bekerja dengan subjek yang normal, peneliti akan berasumsi bahwa semua subjek akan berperilaku dengan cara yang rasional, tidak ada tekanan yang tidak biasa yang akan mengubah pola perilaku mereka yang biasa, bahwa perilaku yang mana subjek tertarik padanya pada dasarnya dapat dilakukan observasi, dan waktu yang dipilih untuk melakukan observasi itu cukup dan relefan untuk masalah dengan pemikiran tersebut. Sebelum mengumpulkan setiap data, peneliti harus menunjukkan sebuah bukti yang dapat mendukung asumsinya dan harus mengenali implikasi dari setiap asumsi yang dipertanyakan akan mempunyai daya penerimaan dan kegunaan dalam penelitian.
BANTUAN DALAM MENEMPATKAN DAN MENGANALISA PERMASALAHAN
Dekatkan Diri Anda dengan PerpustakaanBenih permsalahan yang menjanjikan terletak dalam banyak buku dam majalah professional menunggu dijamah oleh anda. Anda harus membentuk kebiasaan untuk meluangkan satu rentang waktu untuk membaca topik-topik yang menarik buat anda dalam hal ensiklopedia penelitian pendidikan, buku-buku penuntun, dan jurnal review dan abstraksi serta terbitan lainnya yang sesuai dengan bidangnya.
Sebuah kajian penuh tentang kepustakaan penelitian dalam wilayah yang anda minati akan memperkenalkan anda dengan teori induk atau sudut pandang, wilayah kesepakatan dan ketidaksepakatan, jenis permasalahan dan bagaimana itu berhubungan dengan yang lainnya, dan hasil temuan dalam kajian serta apakah itu konsisten, kontradiksi, atau tidak dapat diambil kesimpulan. Anda juga dapat konsep-konsep, definisi operasional, metode penelitian, desain, implementasi pengumpulan data yang telah diterapkan dalam wilayah kajian dan dengan permasalahan tertentu yang telah ditemukan menggunakannya. Dan hasil kajian yang kontradiksi yang ada dalam laporan ilmiah akan memberikan anda pertanda akan adanya sebuah permasalahan.
Buka Diri Anda terhadap Stimulus Professional
Menempatkan diri anda dalam lingkungan penelitian yang dinamis meningkatkan kesempatan anda untuk menemukan dan memecahkan masalah. Pergaulan yang diberi ruh intelektual dimana pemikiran-pemikiran itu dicurahkan, dijelaskan, dan dianalisa, serta ditantang merupakan sebuah sumber inspiras yang sangat kaya. Bergaul dengan penelitian akan menghasilkan banyak ide, bagi para peneliti biasanya akan menambah permasalahan lain yang harus dipecahkan.
Beri Penilaian semua Pengalaman Harian
Setiap hari anda menemukan kesulitan/masalah dengan siswa, perlengkapan, tes, buku ajar, bimbingan, disiplin, orang tua, kurikulum, pengawasan, atau administrasi. Sehingga anda akan mengalami ketidakpuasan dengan kondisi tersebut anda akan menyadari hal-hal atau hubungan pada yang mana anda mendapati penjelasan yang tidak memuaskan. Dengan adanya perasaan kesulitan ini dan mengembangkan seluruhnya; temukan juga apakah semua itu telah atau dapat terpecahkan.
Buat Catatan
Membuat catatan sistematis sebelum dan sesudah penelitian akan menstimulus pemikiran kritis dan mendorong ke arah penemuan baru. Kilatan pandangan atau ide yang mendefinisikan permasalahan atau yang menyusun fakta yang berkaitan dengan sebuah permasalahan ke dalam sebuah kaitan logika dari bukti-bukti mungkin saja akan datang kapanpun. Ketika setitik pemikiran meletup pertama kali di kepala anda, catatlah sesegera mungkin dan indikasikan implikasi apa yang dimilikinya untuk penelitian anda.
Adopsikan Pandangan KritisPengetahuan dikembangkan oleh pikiran-pikiran yang kreatif yang dipenuhi dengan rasa ingin tahu. Seorang peneliti tidak dapat menghasilkan ketenangan akan kesamaan. Anda harus mengalami kesulitan dan menikmati tantangan yang ada dalam teori dan praktiknya. Ketika membaca, bercakap-cakap, mengajar, mengamati, dan menghadiri kelas, seminar, dan pertemuan professional, anda harus mengadaptasi sebuah perilaku kritis terhadap informasi, generalisasi, asumsi dan prosedur yang anda temui. Tanyakan semua itu, tantang validitasnya, cari penyimpangannya dan kontradiksinya, pertahankan sikap skeptis yang sehat.
EVALUASI SEBUAH PERMASALAHANManakala anda telah sadar akan situasi yang bermasalah, mulailah untuk mengevaluasi apakah menelitinya akan mungkin untuk dilakukan dan bermanfaat. Kapanpun anda menemukan bukti yang mengindikasikan usaha tindak lanjut yang lebih luas akan terlupakan, baik menghilangkan permasalahan tersebut ataupun mengubah kembali menjadi bentuk yang lebih berterima. Meskipun bentuk apapun permasalahan tersebut, baik faktor personal maupun sosial perlu untuk mendapatkan pertimbangan yang tepat.
Pertimbangan Personal
Untuk mencegah terjadinya kesalahan, peneliti perlu untuk menanyakan hal-hal berikut ini:
1. Apakah permsalahan itu sesuai dengan harapan tujuan dan harapan lainnya?
2. Apakah saya benar-benar tertarik dengan permasalahan ini dan bebas dari kebiasan yang kuat?
3. Apakah saya mempunyai atau dapatkan saya mendapatkan keahlian, kemampuan, dan latar belakang pendidikan yang dibutuhkan untuk mengkaji permasalahan tersebut?
4. Apakah saya punya akses terhadap alat, perlengkapan, laboratorium, dan subjek yang dibutuhkan untuk menjalankan penelitian itu?
5. Apakah saya mempunyai waktu, uang, kesehatan, dan kebebasan dari tanggung jawab yang lain yang diperlukan untuk melengkapinya?
6. Dapatkah saya memperoleh data yang cukup?
7. Apakah permasalahan tersebut memenuhi lingkup, manfaat, dan persyaratan topik dari institusi atau majalah kemana saya harus mengumpukkan laporannya itu?
8. Dapatkah saya memperoleh dukungan administrasi, bimbingan, dan kerjasama untuk melakukan penelitian tersebut?
Pertimbangan Sosial
Dalam mengevaluasi suatu permasalahan, perlu diperhatikan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Akankah solusi dari permasalahan itu mengembangkan pengetahuan di lapangan yang dapat diapresiasi tanpa melanggar hak asasi orang yang terlibat dalam penelitian tersebut?
2. Akankah hasil temuannya mempunyai nilai praktikal dan teoritikal bagi para pendidik, orang tua, pekerja sosial, atau lainnya?
3. Apa yang akan menjadi perluasan penerapan hasil temuan ini dalam kaitan rentang individual, lama penerapannya, dan wilayah yang dijangkau?
4. Akankah penelitian ini meniru karya yang telah atau sedang dilakukan oleh orang lain?
5. Jika topik ini telah dibahas, apakah perlu untuk menambah batasan yang ada sekarang?
6. Apakah topiknya perlu dibatasi untuk memungkinkan sebuah trearmen yang lengkap karena telah cukup untuk menjamin penelitian ini?
7. Akankah kesimpulan penelitian ini akan menjadi nilai yang disangsikan karena alat dan teknik yang tersedia untuk melakukan penyelidikan tidak disaring dengan baik dan tidak pula dapat dipertanggungjawabkan?
8. Akankah penelitian ini mendorong untuk perkembangan penelitian lainnya?
Kesepakatan dalam Kaitannya Dengan Permasalahan
Berikut ini merupakan hal-hal yang diharuskan ada dalam sebuah format masalah dalam proposal:
1. Permasalahan dan/atau hipotesis dan konsekuensi yang disimpulkannya: hubungan yang diharapkan antara dan antar variabel.
2. Kajian kepustakaan yang mana anda benarkan akan kekuatan hipotesis dengan menampilkan dukungan empiris dari hasil temuan kajian lain dan dukungan logis dalam argumen yang berdasar pada teori atau konsep dalam bidangnya.
3. Asumsi atas hipotesis itu harus berdasar.
4. Definisi istilah: memberikan definisi operasional untuk variabel dan juga mendefinisikan istilah lainnya yang umumnya telah mendapatkan makna.
5. Prosedur sampel: menjelaskan dari mana dan bagaimana daftar semua unit dalam populasi itu dicapai, mendeskipsikan ukuran dan ciri utama populasi tersebut, dan mendeskripsikan metode yang digunakan dalam menggambarkan sampel tersebut.
6. Instrumen: mendeskripsikan alat yang akan digunakan atau disusun untuk mendapatkan data, mempertahankan kesesuaianny, menggambarkan bahwa asumsi yang menggarisbawahi penggunaan tepatnya akan terpebuhi, dan memberikan data yang dapat dipertanggungjawabkan dan valid untuk setiap instrumen.
7. Prosedur Penelitian
a. Desain penelitian: memberikan informasi tentang jumlah kelompok yang diujikan; kapan, dimana, dan dengan kondisi apa; berapa kali; bagaimana subjek, pengamat, penyelenggara tes, treatmen eksperimental, perlengkapan dll itu ditempatkan dalam kelompok; jenis dan tingkatan treatmen eksperimental; jumlah variabel yang harus dimanipulasi secara simultan; dan kontrol apa yang harus digunakan untuk meyakinkan mendapatkan data yang dapat dipertanggungjawabkan dan valid serta untuk melindungi hak asasi subjeknya.
b. Tabulasi data: bagaimana data itu diklasifikasikan, dimanipulasi dan disimpulkan.
8. Prosedur statistik yang akan digunakan untuk menganalisa data: alasan-alasan mengapa memilihnya; tingkat kepentingan yang akan digunakan untuk menghindari hipotesis yang tidak ada hasilnya; bukti yang menunjukkan bahwa asumsi yang menggarisbawahi penggunaan setiap prosedur statistik yang digunakan akan terpenuhi, seperti sampel, tingkat skala pengukuran, jumlah dan jenis (berlanjut atau berlainan) variabel dependen dan variabel independen.
9. Manfaat: mengindikasikan bagaimana kajian itu akan memberikan kontribusi untuk pengetahuan.